Loading...

Berita Sekolah

News Image 1

SDN 4 Banyuasri Ikuti Edukasi Stop Perundungan

SINGARAJA, NusaBali - Seluruh siswa dan guru SDN 4 Banyuasri, Kelurahan Banyuasri, Kecamatan/Kabupaten Buleleng mendapat penguatan gerakan stop perundungan di lingkungan sekolah.

Edukasi terkait perundungan dan pencegahan melibatkan konselor psikologi Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Buleleng, di aula SDN 4 Banyuasri, Jumat (6/10) pagi.

Kepala SDN 4 Banyuasri I Made Sumargajaya usai acara menjelaskan sosialisasi dan penguatan untuk stop perundungan di sekolah sangat penting dilakukan. Tidak hanya untuk siswa saja, tetapi seluruh warga sekolah. Karena menurutnya selama ini guru dan siswa pada umumnya belum memahami betul bagaimana perundungan dan hal-hal apa saja yang masuk dalam kategori perundungan.

“Seluruh warga sekolah memerlukan pencerahan apa dan bagaimana saja yang termasuk perundungan. Bahkan guru sekalipun secara tidak sengaja bisa saja melontarkan kata-kata yang menyebabkan sakit hati peserta didik, sehingga ini harus dipahami betul untuk mencegah terjadi perundungan yang dapat membuat siswa atau warga sekolah tidak nyaman berada di sekolah,” ucap Sumargajaya.

Read More
News Image 2

SDN 4 Banyuasri Ciptakan Sekolah Berbasis Lingkungan

Seluruh guru dan pegawai SDN 4 Banyuasri, Sabtu (10/2) lalu mengikuti sosialisasi lingkungan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng.

Upaya itu merupakan salah satu langkah SDN 4 Banyuasri menjadikan sekolahnya berbasis lingkungan Kepala SDN 4 Banyuasri I Made Sumarga Jaya, mengatakan pihaknya sebagai pimpinan sekolah tengah mengupayakan seluruh warag sekolahnya peduli terhadap lingkungan.

Ia pun menilai hal tersebut sangat perlu untuk menunjang suasana belajar yang kondusif. “Dengan lingkungan yang asri, suasana belajar mengajar guru dan siswa kami dapat maksimal,” kata dia. Dalam kesempatan itu selain mengundang DLH, pihak sekolah selama ini juga telah bekerjasama dengan Yayasan Manik Bumi yang konsen dalam misi pelestarian lingkungannya. Sebelumnya seluruh siswa, guru dan pegawai setempat sudah diberikan pemahaman untuk bijak menyampah, membuang sampah pada tempatnya. Kemudian diarahkan untuk mulai memilah sampah organik dan non organik, serta pengolahannya sehingga kembali dapat dipakai untuk menjaga keasrian lingkungan sekolah.

Pada kesempatan itu DLH mempraktikkan teknik menyulap sampah organic mnejadi kompos, dengan menggunakan tabung khusus. “Ke depannya kami akan terapkan ini di sekolah, sehingga komposnya nanti kembali bisa digunakan,” imbuh dia.

Namun yang terpenting menurut Sumarga adalah penanaman karakter peduli lingkungan kepada anak didiknya. Minimal mereka paham dan tidak membuang sampah sembarangan. Kebiasaan baik di sekolah itu pun diharapkan mengimbas di rumah dan lingkungan sekitarnya.

Read More